post-image

Hari Ini Kita Mengenang Wafat Isa Almasih: Sebuah Refleksi tentang Kasih yang Terbesar

Karawang, 18 April 2025 – Sekolah Tinggi Teknologi Informatika Sony Sugema (STTI SONY SUGEMA), hari ini, kita memperingati wafat Isa Almasih — sebuah peristiwa yang bukan hanya bicara soal penderitaan, tapi juga tentang kasih yang begitu besar. Bagi umat Kristiani, hari ini bukan hanya menjadi bagian dari kalender liturgi, tapi sebuah ajakan untuk merenung lebih dalam tentang makna hidup, pengorbanan, dan kasih sejati.

Di tengah kesibukan kita sehari-hari — tugas yang menumpuk, deadline yang menekan, ambisi akademik dan profesional yang terus mendorong kita maju — mudah sekali untuk lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang hasil. Kita terbiasa mengejar angka, prestasi, dan pengakuan. Namun hari ini, kita diingatkan bahwa hidup sejatinya adalah tentang makna.

Wafat Isa Almasih mengajarkan kita satu hal yang paling mendasar: kasih yang memberi tanpa syarat. Sebuah kasih yang rela menderita, bahkan sampai mati, demi orang lain. Sebagaimana tertulis dalam Yohanes 15:13: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Kasih seperti itulah yang sering kali hilang di dunia yang semakin cepat dan kompetitif. Tapi peringatan hari ini menjadi oase di tengah padang gurun, tempat di mana kita bisa berhenti sejenak dan bertanya: sudahkah aku memberi? Sudahkah aku mengampuni? Sudahkah aku mengasihi?

Pengorbanan Isa bukan sekadar kisah duka, tapi juga kisah harapan. Bahwa dari penderitaan bisa lahir kehidupan. Dari kematian bisa tumbuh pengharapan. Dari kasih bisa tumbuh kedamaian.

Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk hidup yang lebih bermakna — bukan sekadar produktif, tapi penuh kasih. Karena dalam dunia yang haus akan penerimaan, pengertian, dan pengampunan, kasih adalah hadiah terindah yang bisa kita bagi.

Selamat mengenang wafat Isa Almasih. Kiranya kasih-Nya menguatkan dan menginspirasi kita semua.